Friday, August 29, 2008

widya - sensualitas mojang sumedang yang menggoda

widya - sensualitas mojang sumedang yang menggoda

Geliat kehidupan selalu jadi sebuah sorotan dan ulasan yang tampaknya tidak akan habis dimakan zaman. Namun yang pasti dalam setiap pertumbuhan dan perkembangan pasti memilki dampak dan efek yang cukup besar pada setiap sektor kehidupan. Banyak hal yang berubah, seperti halnya cara bicara, mungkin ini hal sepele karena kita berbicara begitu lancarnya seperti setiap tarikan nafas yang kita lakukan namun tanpa kita sadari. Sungguh hal ini banyak terjadi dimana-mana, termasuk disebuah kota kecil seperti kota sumedang, yang banyak dikenal orang sebagai kota tahu. Namun masih begitu banyak potensi yang bisa 'digarap' disini, termasuk potensi yang akan timbul dari dibangunnya waduk Jatigede yang fenomenal.

Ketertarikan akan sebuah berita akan dibangunnya sebuah waduk yang sangat besar di sebuah kota kecil seperti kota sumedang sangat menggelitik hati. Perjalanan yang tidak begitu lama dari kota bandung bisa ditempuh melalui jalan darat, baik menggunakan kendaraan umum, sepeda motor maupun kendaraan pribadi lainnya. Kemudian dilanjutkan ke kecamatan jatigede melalui tolengas, dan begitu sampai ke daerah lokasi cukup direpotkan dengan tidak tersedianya tempat penginapan.


Setelah bertanya kesana kemari sambil melihat lokasi yang akan di gunakan untuk area waduk jatigede, didapat 'tempat istirahat' sementara di sebuah warung kecil yang lokasi nya tidak terlalu jauh dari posko pembangunan waduk.

Sebuah rencana yang cukup spektakuler bagi masyarakat daerah tolengas-jatigede yang notabene merupakan masyarakat tani, yang sangat hapal dalam pemanfaatan lahan pertanian, musim tanam, cara pemanfaatan sungai cimanuk untuk mengairi sawah-sawahnya, berladang dan mengembala binatang piaraannya. Banyak kisah yang terjadi disini, dari mulai maraknya rencana pembangunan waduk, relokasi penduduk, biaya ganti rugi lahan yang belum sampai ke tangan pemilik lahan, diulur-ulurnya waktu pembanguan waduk tersebut, para calo dan makelar yang bertebaran yang memancing di air keruh, terbelahnya masyarakat yang mendukung dan kotra terhadap rencana pembangunan waduk jatigede di kota sumedang tersebut, sampai keluhan rusaknya jalan menuju lokasi akibat banyaknya warga sekitar yang ingin melihat langsung lokasi.


Namun tampaknya hal ini tidak akan menyurutkan langkah pemerintah untuk mewujudkan rencana pembangunan waduk jatigede di kota sumedang, hal ini terbukti dengan ditandatanganinya perjanjian antara pemerintah indonesia dan china untuk pembiayaan pembangunan. Menurut rencana, pembangunan waduk jatigede diharapkan rampung di tahun 2012, dan akan menjadi sebuah potensi pembanguan, baik itu budidaya ikan air tawar, parawisata, sampai terpenuhinya air untuk persawahan yang dalam skema rencananya dikatakan dapat memenuhi kebutuhan air hingga kota indramayu!



Selain keindahan lokasi pembangunan dan sekitarnya, tersimpan sebuah keindahan dan keelokan yang belum terjamah derapnya roda pembangunan, sebuah kecantikan seorang gadis tolengas yang menurut penulis cukup 'berani' untuk ukuran seorang gadis desa yang telah banyak merantau ke luar daerah, meski daerahnya hanya sebuah daerah pertanian yang kental aroma desa, sawah, dan religi.

Sebut saja namanya widya, seorang gadis yang lahir di tolengas kota sumedang, lokasi rumah orangtuanya tidak begitu jauh dari lokasi pembangunan waduk jatigede, asri dan rimbun akan pepohonan khas rumah di daerah. Masa kecilnya banyak dihabiskan disini, bahkan cinta monyetnya pun masih satu daerah disana. Hmm...


Sang gadis menuturkan kalo daerah jatigede dulunya termasuk tentram, namun semenjak terdengar kabar akan dibangunnya waduk jatigede, sontak dalam hitungan hari daerah tersebut menjadi ramai oleh para calo dan makelar tanah serta orang-orang yang penasaran akan lokasi pembanguan waduk tersebut. Untungnya, lokasi rumah widya tidak sampai kena dan termasuk kedalam lokasi pembangunan makanya widya dan orangtuanya masih tenang dan tidak ada niatan untuk menjual rumah dan lahan turun temurun dari keluarganya.

Balik ke sang gadis widya, widya setamat sekolah menengah umum melanjutkan kuliah di universitas padjajaran (unpad) mengambil jurusan akutansi, dan sekarang mulai merambah dunia kerja profesional di kota bandung. Widya sekarang tinggal di 'emang' (sunda emang = paman) sambil menunggu tabungannya mencukupi untuk membeli sebuah rumah mungil untuknya, demikian cita-cita widya dari kecil. Meski dari desa, namun saat ditawari untuk menggunakan pakaian yang sedikit 'berani', widya tidak menampik malahan tampak bangga dan pede menggunakan sebuah terusan yang agak transfaran dan melekat pas ke tubuhnya yang aduhai. Koleksi pakaiannya memang 'tepat' sekali untuk sesi ini, tubuhnya yang kerkulit putih dan kerkulit kencang sangat serasi dengan balutan gaun terusan hitam, sungguh sangat sensual.
Bahkan disesi kedua pemotretan, widya menawarkan gaun yang lain, tentu saja hal ini tidak ditampik, mungkin widya semakin percaya diri akan pose-posenya, sebuah gaun terusan warna putih melekat ketat ditubuhnya yang sintal, sangat cocok dan elegan.

Sungguh sebuah sensualitas mojang sumedang yang menggoda!

3 comments:

Unknown said...

ada no yang bisa dihubungi??
email saya mas.kumiez@gmail.com

Unknown said...

kagok atuh sakalian we tong make baju,rajeun make baju nu carang kitu rek mamerkeun sumedang atawa mamerkeun awak sorangan sangkan batur nu ninggalina kabitaeun.kade ah rada pantes ke mah make baju teh

stkippancasakti said...

dina manah hoyong ningal sumedang,kumargi tos lami teu uih....,iseng milarian blog sumedang,bet nu kapendak teh geuning carita kota sumedang di bumbuan ku gambar anu,,,aduh....geulis mah geulis,tapi hanjakal sumedang teh keur mah leutik angger keneh euweh anu jadi pibanggaeun,,,kade ah,,,,tong kamalinaan,hayu angur mah urang berkarya tampa embel2 gambar nu teu pantes,,,