Friday, August 22, 2008

Mitos Mistik Tahu Sumedang

Mitos Mistik Tahu Sumedang

Selayang ingatan

Di wilayah Provinsi Jawa Barat khususnya, begitu kita dengar kata 'tahu' langsung teringat kepada 'tahu sumedang'. Memang benar adanya kalau kota Sumedang identik dengan tahunya, rasa yang gurih dan krenyes kalau dimakan masih hangat begitu menggoda selera, terutama bagi mereka pecinta makanan.

Para pengendara dan pelancong dari arah Cirebon menuju Bandung begitu juga sebaliknya, tentu sangat familiar dengan rasa gurih tahu Sumedang. Disepanjang jalan utama kota sumedang berjejer para penjual tahu, dari mulai yang menggunakan gerobak seadanya sampai restoran khusus tahu skala menengah keatas. Dari para penjual asongan tahu di perempatan jalan sampai para penjual asongan di bis antar kota. Sungguh tahu jadi komoditi utama di daerah sumedang.

Mitos Mistik Tahu Sumedang

Sekira tahun 1928, konon suatu hari tempat usaha sang kakek buyutnya, Ong Bung Keng, didatangi oleh Bupati Sumedang, Pangeran Soeria Atmadja yang kebetulan tengah melintas dengan menggunakan dokar dalam perjalanan menuju Situraja.

Kebetulan, sang Pangeran melihat seorang kakek sedang menggoreng sesuatu. Pangeran Soeria Atmadja langsung turun begitu melihat bentuk makanan yang amat unik serta baunya yang harum. Sang bupati, Pangeran Soeria Atmadja kemudian bertanya kepada sang kakek, "Maneh keur ngagoreng naon? (Kamu sedang menggoreng apa?)". Sang kakek berusaha menjawab sebisanya dan menjelaskan bahwa makanan yang ia goreng berasal dari Tou Fu China. Karena penasaran, sang bupati langsung mencoba satu. Setelah mencicipi sesaat, bupati secara spontan berkata "Enak benar masakan ini! Coba kalau kamu jual, pasti laris!", dengan wajah puas.

Tak lama setelah kejadian ini, Tahu Sumedang digemari oleh penduduk Sumedang dan kemudian sampai ke seluruh Indonesia.

2 comments:

eizal said...

"tahu" nya.....asikk

"blog" nya juga kerendd...

sip.....

snowflakes said...

mana mistisnya??!!